Pertentangan
Sosial dan Integrasi Sosial
ð
Perbedaan
Kepentingan
Hidup
bermasyarakat adalah hidup dengan berhubungan baik antara dihubungkan dengan
menghubungkan antara individu-individu maupun antara kelompok dan golongan.
Hidup bermasyarakat juga berarti kehidupan dinamis setiap anggota satu dan
lainnya harus saling memberi dan menerima. Anggota memberi karena ia patut
untuk memberi dan anggota penerima karena ia patut untuk menerima. Ikatan
berupa norma serta nilai-nilai yang telah dibuatnya bersama diantara para
anggotanya menjadikan alat pengontrol agar para anggota masyarakat tidak
terlepas dari rel ketentuan yang telah disepakati itu.
Rasa
solider, toleransi, tenggang rasa, tepa selira sebagai bukti kuatnya ikatan
itu. Pada diri setiap anggota terkandung makna adanya saling ikut merasakan dan
saling bertanggungjawab pada setiap sikap tindak baik mengarah kepada yang
positif maupun negatif. Sakit anggota masyarakat satu akan dirasakan oleh
anggota lainnya. Tetapi disamping adanya suatu harmonisasi, bukan keadaan
organisasi tetapi disorganisasi.
Sering
kita temui keadaan dimasyarakat para anggotanya pada kondisi tertentu, diwarnai
oleh adanya persamaan-persamaan dalam berbagai hal. Tetapi juga didapati
perbedaan-perbedaan dan bahkan sering kita temui pertentangan-pertentangan.
Sering diharapkan panas sampai petang tetapi kiranya hujan setengah hari,
karena sebagus-bagusnya gading akan mengalami keretakan. Itulah sebabnya
keadaan masyarakat dan negara mengalami kegoyahan-kegoyahan yang terkadang
keadaan tidak terkendali dan dari situlah terjadinya perpecahan. Sudah tentu
sebabnya, misalnya adanya pertentangan karena perbedaan keinginan.
ð
Prasangka
Diskriminasi dan Ethosentris
°
Diskriminasi ialah perlakuan
pembedaan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung atau tak langsung
terhadap orang atau kelompok dengan didasarkan pada gender,ras, agama,umur,
status sosial, status ekonomi, bahasa, keyakinan politik, atau karakteritik
yang lain.
Ethosentris yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan
norma-norma kebudayaan sendiri sebagai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan
dipergunakan sebagai tolak ukur untuk menilai dan membedakannya dengan
kebudayaan lain. Ethosentris merupakan kecenderungan tak sadar untuk
menginterpretasikan atau menilai kelompok lain dengan tolak ukur kebudayaan
sendiri.