Minggu, 19 Mei 2013
Minggu, 12 Mei 2013
Sabtu, 11 Mei 2013
Kamis, 02 Mei 2013
Kearifan Budaya Lokal Cerminan Perilaku Budaya Masyarakatnya
BAB 1
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Kearifan lokal
dilihat dari kamus bahasa Inggris-Indonesia terdiri dari 2 kata yaitu kearifan(wisdom) dan lokal (local). Local berarti setempat
dan wisdom sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain, local wisdom dapat dipahami
sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat (local) yang
bersifat bijaksana penuh kearifan, bernilai baik yang tertanam dan diikuti oleh
anggota masayarakatnya.
Secara filosofim
kearifan lokal dapat diartikan sebagai sistem pengetahuan masyarakat
lokal/pribumi (indigenous knowledge
system) yang bersifat empirik dan pragmatis, bersifat empirik karena hasil
olahan masyarakat secara lokal berangkat dari fakta-fakta yang terjadi di
sekeliling kehidupan mereka. Bertujuan pragmatis karena seluruh konsep yang
terbangun sebagai hasil olah pikir dalam sistem pengetahuan itu bertujuan untuk
pemecahan masalah sehari-hari (daily
problem solving).
Manusai ditakdirkan
Tuhan menjadi mahluk yang bisa hidup sendiri. Sejak dulu kala manusia memamng
telah ditahbiskan menjadi mahluk yang saling membutuhkan. Dari zaman yang
paling primitif sekalipun, seorang manusia membutuhkan manusia lain dan bahkan
manusia tertua (yang diperkirakan) yang pernah ditemukan Zinj dari spesies
Australopithecus Boisei yang hidup 1,75 juta tahun yang lalu memerlukan orang
lain.
Berbicara mengenai komunikasi pasti
akan melibatkan bahasa dan budaya. Bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi,
sedangkan budaya adalah landasan, sesuatu yang dipengaruhi oleh dan salah satu
hasil dari komunikasi. Kedua hal ini tidak bisa dipisahkan karena merupakan
satu kesatuan, satu mendukung dan melingkupi yang lain.
Salah
satu contoh kearifan budaya lokal dapat kita lihat pada daerah Palopo atau
lebih dikenal dengan suku Luwu. Suku Luwu ini memiliki banyak keanekaragaman
budaya yang sampai saat ini masih sangat terasa. Salah satu contohnya yaitu,
ketika umat muslim merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Untuk masyarakat Palopo
pada umumnya akan merayakannya dengan cara membuat sebuah acara yang dikenal
dengan nama Bunga Male, bunga male
itu seperti pohon yang hias menggunakan telor yang sebelumnya telornya itu
telah direbus dan kemudian diletakkan pada tempat aqua mineral yang telah
dihias (untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar dibawah ini)
Selain itu, makanan khas dari Palopo
ini biasa disebut dengan nama Kapurung.
Kapurung ini berbahan dasar dari sagu yang kemudian akan di campur menjadi satu
dengan sayur-sayuran (dapat lihat pada gambar di bawah ini)
Kebiasaan lain dari masyarakat kota
Palopo yaitu, adanya adat seperti nikah sesama saudara yang dimana agar harta
mereka tidak akan jatuh ke tangan orang lain. Contoh-contoh diatas merupakan
beberapa contoh dari adat-adat yang ada pada wilayah kota Palopo yang terdapat
di wilayah Sulawesi Selatan.
2.
Tujuan
1. Tujuan dari makalah ini yaitu, untuk mengetahui kearifan budaya lokal cerminan perilaku budaya
masyarakatnya, yang dimana adanya nilai-nilai serta pandangan yang ada didalam
masyarakat yang bersifat bijaksana penuh dengan kearifan.
2. Untuk mengetahui beberapa adat atau kebiasaan dari
masyarakat kota Palopo.
3. Mengetahui salah satu makanan khas dari kota
Palopo.
3. Sasaran
Sasaran dari makalah ini
dapat kita ambil contoh pada suatu daerah lokal di wilayah Indonesia yang penuh
akan keanekaragaman, yang dimana keanekaragaman tersebut mempunyai kearifan
yang berbeda-beda, sehingga budaya lokal ini akan menjadi cerminan perilaku
budaya masyarakatnya sendiri atau masyarakat lainnya.
BAB II
PERMASALAHAN
Analisis permasalahan “Kearifan Budaya Lokal Cerminan Perilaku Budaya
Masyarakatnya”dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan kondisi lingkungan
internal maupun eksternal dilihat dari aspek :
1.
Kekuatan
(Strength)
a. Dapat
menjadikan contoh bagi seluruh masyarakat akan nilai budaya yang
telah ada dari sejenak dahulu.
b. Meningkatkan
mutu budaya yang telah ada dan terus berkembang dilingkungan masyarakat.
c. Menumbuhkan
rasa persaudaraan melalui adanya kearifan budaya lokal, yang dimana akan saling
membantu untuk meningkatkan budaya lokal dari setiap daerah.
d. Kearifan
budaya lokal yang kuat akan mampu mengalahkan unsur budaya asing yang masuk ke
dalam budaya lokal, yang akan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan budaya lokal
yang telah ada.
2.
Kelemahan
(Weakness)
a. Kurang
adanya pemahaman nilai budaya lokal yang dapat menghilangkan budaya lokal itu
sendiri.
b. Adanya
faktor dari luar yang dapat mempengaruhi budaya lokal dari setiap daerah.
c. Generasi
muda mulai lebih menyukai budaya asing dibandingkan dengan budaya lokal,
sehingga harapan leluhur kepada generasi untuk mengembangkan budaya mereka
menjadi pupus.
d. Kurangnya
sosialisasi terhadap budaya asing maupun budaya lokal, agar generasi muda dapat
mengetahui perbedaan keduanya.
3.
Peluang
(Opportunity)
a. Lebih
mudah mengembangkan budaya lokal melalui makanan khas,
contohnya
pada kebudayaan pada masyarakat suku Luwu.
b. Mengembangkan
nilai-nilai budaya sehingga dapat dikenal masyarakat
luas baik
lokal maupun luar.
c. Menjadikan
budaya lokal khususnya budaya Indonesia menjadi lebih terkenal hingga
mancanegara.
d. Mempermudah
komunikasi antar budaya, jika akan mengembangkan nilai
nilai
budayanya jauh lebih baik.
4.
Tantangan/Hambatan
(Threats)
a. Masuknya
budaya asing yang memberi dampak negatif bagi masyarakat.
b. Cara
memperkenalkan budaya lokal ke dunia luas, seperti pada
kebudayaan
yang ada pada daerah Palopo.
c. Dorongan
kepada generasi muda untuk mengembangkan budaya lokal.
d. Rendahnya
kesadaran untuk memajukan budaya lokal yang ada pada daerah-daerah yang ada pada wilayah Indonesia.
BAB
III
KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI
1.
Kesimpulan
Dari hasil penyusunan
makalah ini, dapat di ambil suatu kesimpulan bahwa
kearifan budaya lokal dapat menjadi cerminan
perilaku budaya masyarakatnya sendiri. Yang dimaksud dengan bersifat budaya
yaitu, segala etika baik yang dimiliki maupun di lakukan oleh seorang manusia
akan ada hubungannya dengan budaya. Mengapa demikian? Karena yang menjalankan
budaya itu sendiri yaitu seorang manusia, dengan pola yang berbeda-beda, dengan
cara yang berbeda-beda. Suatu daerah yang memiliki kebudayaan yang baik, maka
didalam kehidupan masyarakatnya itu akan selalu terikat dengan nilai budaya
yang tinggi dan jauh lebih sopan dan menghargai sesamanya. Tetapi jika daerah yang rendah akan kearifan budayanya
atau terbentuk begitu saja tanpa memerhatikan nilai budaya, tentu masyarakatnya
akan kurang miliki nilai budaya pada diri mereka masing-masing.
Negara
Indonesia ini terkenal dengan nilai-nilai budayanya yang sangat tinggi, bahkan
masyarakatnya pun telah banyak di akui negara lain karena kesopanan yang
dimiliki masyarakat Indonesia sangat tinggi dibandingkan dengan negara lain.
Baik itu tutur katanya, tingkah lakunya, keanekaragaman budayanya dan lain
sebagainya yang dapat mencerminkan perilaku dari masyarakat tersebut. Namun,
kini banyak budaya lokal yang mulai hilang seiring berkembangnya jaman. Dimana
banyaknya pengaruh budaya asing dapat mengakibatkan pembentukkan kepribadian
seseorang menjadi tidak santun, dan juga dapat mengakibatkan perubahan
budaya-budaya dari setiap daerah tentunya. Dengan keadaan seperti ini, kita
harus lebih sering mengadakan sosialisasi mengenai nilai-nilai budaya yang
harus tetap di jaga dan dikembangkan. Dengan adanya sosialisasi seperti hal
tersebut, kemungkinan dapat mengurangi dampak negatif dari budaya asing.
2.
Rekomendasi
a. Meningkatkan
mutu budaya yang telah ada dan terus berkembang dilingkungan masyarakat, agar
budaya lokal tidak akan hilang sehingga dapat mendorong agar budaya asing tidak
dapat mempengaruhi masyarakatnya.
b. Kurangnya
sosialisasi terhadap budaya asing maupun budaya lokal, agar generasi muda dapat
mengetahui perbedaan keduanya. Sehingga generasi muda akan tetap mempertahankan
budayanya walaupun budaya asing terus berkembang didalam budaya lokal.
c. Menjadikan
budaya lokal khususnya budaya Indonesia menjadi lebih terkenal hingga
mancanegara, dan terus mengembangkan budaya lokal agar budaya yang selama ini
telah ada tidak akan diklaim oleh negara lain, yang kini banyak terjadi.
d.
Rendahnya kesadaran untuk memajukan
budaya lokal yang ada pada daerah-daerah
yang ada pada wilayah Indonesia, sehingga mempermudah budaya asing masuk
yang dapat menghilangkan budaya lokal.
Referensi
Langganan:
Postingan (Atom)