Kamis, 02 Mei 2013

Kearifan Budaya Lokal Cerminan Perilaku Budaya Masyarakatnya


BAB 1
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Kearifan lokal dilihat dari kamus bahasa Inggris-Indonesia terdiri dari 2 kata yaitu kearifan(wisdom) dan lokal (local). Local berarti setempat dan wisdom sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain, local wisdom dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat (local) yang bersifat bijaksana penuh kearifan, bernilai baik yang tertanam dan diikuti oleh anggota masayarakatnya.  
Secara filosofim kearifan lokal dapat diartikan sebagai sistem pengetahuan masyarakat lokal/pribumi (indigenous knowledge system) yang bersifat empirik dan pragmatis, bersifat empirik karena hasil olahan masyarakat secara lokal berangkat dari fakta-fakta yang terjadi di sekeliling kehidupan mereka. Bertujuan pragmatis karena seluruh konsep yang terbangun sebagai hasil olah pikir dalam sistem pengetahuan itu bertujuan untuk pemecahan masalah sehari-hari (daily problem solving).
Manusai ditakdirkan Tuhan menjadi mahluk yang bisa hidup sendiri. Sejak dulu kala manusia memamng telah ditahbiskan menjadi mahluk yang saling membutuhkan. Dari zaman yang paling primitif sekalipun, seorang manusia membutuhkan manusia lain dan bahkan manusia tertua (yang diperkirakan) yang pernah ditemukan Zinj dari spesies Australopithecus Boisei yang hidup 1,75 juta tahun yang lalu memerlukan orang lain.
Berbicara mengenai komunikasi pasti akan melibatkan bahasa dan budaya. Bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi, sedangkan budaya adalah landasan, sesuatu yang dipengaruhi oleh dan salah satu hasil dari komunikasi. Kedua hal ini tidak bisa dipisahkan karena merupakan satu kesatuan, satu mendukung dan melingkupi yang lain.
     Salah satu contoh kearifan budaya lokal dapat kita lihat pada daerah Palopo atau lebih dikenal dengan suku Luwu. Suku Luwu ini memiliki banyak keanekaragaman budaya yang sampai saat ini masih sangat terasa. Salah satu contohnya yaitu, ketika umat muslim merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Untuk masyarakat Palopo pada umumnya akan merayakannya dengan cara membuat sebuah acara yang dikenal dengan nama Bunga Male, bunga male itu seperti pohon yang hias menggunakan telor yang sebelumnya telornya itu telah direbus dan kemudian diletakkan pada tempat aqua mineral yang telah dihias (untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar dibawah ini)
    







Selain itu, makanan khas dari Palopo ini biasa disebut dengan nama Kapurung. Kapurung ini berbahan dasar dari sagu yang kemudian akan di campur menjadi satu dengan sayur-sayuran (dapat lihat pada gambar di bawah ini)








Kebiasaan lain dari masyarakat kota Palopo yaitu, adanya adat seperti nikah sesama saudara yang dimana agar harta mereka tidak akan jatuh ke tangan orang lain. Contoh-contoh diatas merupakan beberapa contoh dari adat-adat yang ada pada wilayah kota Palopo yang terdapat di wilayah Sulawesi Selatan.
2.    Tujuan
1.      Tujuan dari makalah ini yaitu, untuk mengetahui kearifan budaya lokal cerminan perilaku budaya masyarakatnya, yang dimana adanya nilai-nilai serta pandangan yang ada didalam masyarakat yang bersifat bijaksana penuh dengan kearifan.
2.      Untuk mengetahui beberapa adat atau kebiasaan dari masyarakat kota Palopo.
3.      Mengetahui salah satu makanan khas dari kota Palopo.
3.      Sasaran
Sasaran dari makalah ini dapat kita ambil contoh pada suatu daerah lokal di wilayah Indonesia yang penuh akan keanekaragaman, yang dimana keanekaragaman tersebut mempunyai kearifan yang berbeda-beda, sehingga budaya lokal ini akan menjadi cerminan perilaku budaya masyarakatnya sendiri atau masyarakat lainnya.















BAB II
PERMASALAHAN
Analisis permasalahan “Kearifan Budaya Lokal Cerminan Perilaku Budaya Masyarakatnya”dengan memperhatikan dan mempertimbangkan  kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari aspek :
1.      Kekuatan (Strength)
a.    Dapat menjadikan contoh bagi seluruh masyarakat akan nilai budaya yang
telah ada dari sejenak dahulu.
b.    Meningkatkan mutu budaya yang telah ada dan terus berkembang dilingkungan masyarakat.
c.    Menumbuhkan rasa persaudaraan melalui adanya kearifan budaya lokal, yang dimana akan saling membantu untuk meningkatkan budaya lokal dari setiap daerah.
d.   Kearifan budaya lokal yang kuat akan mampu mengalahkan unsur budaya asing yang masuk ke dalam budaya lokal, yang akan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan budaya lokal yang telah ada.

2.      Kelemahan (Weakness)
a.       Kurang adanya pemahaman nilai budaya lokal yang dapat menghilangkan budaya lokal itu sendiri.
b.      Adanya faktor dari luar yang dapat mempengaruhi budaya lokal dari setiap daerah.
c.       Generasi muda mulai lebih menyukai budaya asing dibandingkan dengan budaya lokal, sehingga harapan leluhur kepada generasi untuk mengembangkan budaya mereka menjadi pupus.
d.      Kurangnya sosialisasi terhadap budaya asing maupun budaya lokal, agar generasi muda dapat mengetahui perbedaan keduanya.




3.      Peluang (Opportunity)
a.       Lebih mudah mengembangkan budaya lokal melalui makanan khas,
      contohnya pada kebudayaan pada masyarakat suku Luwu.
b.      Mengembangkan nilai-nilai budaya sehingga dapat dikenal masyarakat
      luas baik lokal maupun luar.
c.       Menjadikan budaya lokal khususnya budaya Indonesia menjadi lebih terkenal hingga mancanegara.
d.      Mempermudah komunikasi antar budaya, jika akan mengembangkan nilai
      nilai budayanya jauh lebih baik.

4.      Tantangan/Hambatan (Threats)
a.     Masuknya budaya asing yang memberi dampak negatif bagi masyarakat.
b.    Cara memperkenalkan budaya lokal ke dunia luas, seperti pada
     kebudayaan yang ada pada daerah Palopo.
c.  Dorongan kepada generasi muda untuk mengembangkan budaya lokal.      
 d. Rendahnya kesadaran untuk memajukan budaya lokal yang ada pada daerah-daerah  yang ada pada wilayah Indonesia.














BAB
III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1.    Kesimpulan
Dari hasil penyusunan makalah ini, dapat di ambil suatu kesimpulan bahwa
kearifan budaya lokal dapat menjadi cerminan perilaku budaya masyarakatnya sendiri. Yang dimaksud dengan bersifat budaya yaitu, segala etika baik yang dimiliki maupun di lakukan oleh seorang manusia akan ada hubungannya dengan budaya. Mengapa demikian? Karena yang menjalankan budaya itu sendiri yaitu seorang manusia, dengan pola yang berbeda-beda, dengan cara yang berbeda-beda. Suatu daerah yang memiliki kebudayaan yang baik, maka didalam kehidupan masyarakatnya itu akan selalu terikat dengan nilai budaya yang tinggi dan jauh lebih sopan dan menghargai sesamanya. Tetapi jika  daerah yang rendah akan kearifan budayanya atau terbentuk begitu saja tanpa memerhatikan nilai budaya, tentu masyarakatnya akan kurang miliki nilai budaya pada diri mereka masing-masing.
            Negara Indonesia ini terkenal dengan nilai-nilai budayanya yang sangat tinggi, bahkan masyarakatnya pun telah banyak di akui negara lain karena kesopanan yang dimiliki masyarakat Indonesia sangat tinggi dibandingkan dengan negara lain. Baik itu tutur katanya, tingkah lakunya, keanekaragaman budayanya dan lain sebagainya yang dapat mencerminkan perilaku dari masyarakat tersebut. Namun, kini banyak budaya lokal yang mulai hilang seiring berkembangnya jaman. Dimana banyaknya pengaruh budaya asing dapat mengakibatkan pembentukkan kepribadian seseorang menjadi tidak santun, dan juga dapat mengakibatkan perubahan budaya-budaya dari setiap daerah tentunya. Dengan keadaan seperti ini, kita harus lebih sering mengadakan sosialisasi mengenai nilai-nilai budaya yang harus tetap di jaga dan dikembangkan. Dengan adanya sosialisasi seperti hal tersebut, kemungkinan dapat mengurangi dampak negatif dari budaya asing.


2.        Rekomendasi
a.    Meningkatkan mutu budaya yang telah ada dan terus berkembang dilingkungan masyarakat, agar budaya lokal tidak akan hilang sehingga dapat mendorong agar budaya asing tidak dapat mempengaruhi masyarakatnya.
b.    Kurangnya sosialisasi terhadap budaya asing maupun budaya lokal, agar generasi muda dapat mengetahui perbedaan keduanya. Sehingga generasi muda akan tetap mempertahankan budayanya walaupun budaya asing terus berkembang didalam budaya lokal.
c.    Menjadikan budaya lokal khususnya budaya Indonesia menjadi lebih terkenal hingga mancanegara, dan terus mengembangkan budaya lokal agar budaya yang selama ini telah ada tidak akan diklaim oleh negara lain, yang kini banyak terjadi.
d.   Rendahnya kesadaran untuk memajukan budaya lokal yang ada pada daerah-daerah  yang ada pada wilayah Indonesia, sehingga mempermudah budaya asing masuk yang dapat menghilangkan budaya lokal.















Referensi